Semula, Kabah tak berbentuk kubus, melainkan persegi panjang atau
balok. Ketika Kabah dibangun ulang, saat itu orang-orang Quraisy membuat
pondasi melingkar dengan bata sederhana yang meliputi area
semi-lingkaran yang disebut Hijr Ismail, untuk menandai dimensi asli
Kabah.
Saat melakukan renovasi, orang-orang Quraisy kekurangan dana. Memang
sebelum merenovasi mereka sepakat hanya menggunakan uang halal. Namun
karena kekurangan dana, pembangunan itu tidak bisa selesai seperti
bentuk aslinya. Ka’bah pun dibangun lebih kecil dari bentuk aslinya,
sehingga berbentuk kubus.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad ingin membangun Kabah sesuai bentuk
aslinya. Namun sebelum niat itu terlaksana, Nabi Muhammad telah wafat.
Bentuk yang saat ini kita lihat adalah bentuk yang sama saat Nabi
Muhammad masih hidup. (Ism)
Hajar Aswad yang terpasang di Kabah pecah menjadi beberapa bagian.
Pecahan-pecahan itu disatukan kembali dalam satu frame yang terbuat dari
perak.
Sebagian menyatakan yang merusak Hajar Aswad itu adalah pasukan
Umaiyah yang mengepung Mekah yang kala itu di bawah kendali Abdullah ibn
Zubair.
Namun rupanya semua sepakat yang menyebabkan terpecah-belahnya batu
yang disebut-sebut berasal dari surga itu adalah kelompok Ismailiyah
Bahrain yang disebut Qarmatians. Mereka menyatakan ibadah haji merupakan
tindakan tahayul. Mereka juga membunuh puluhan ribu jamaah haji dan
membuang tubuh mereka di sumur Zamzam.
Tak puas dengan tindakan biadab itu, mereka kemudian mengambil Hajar
Aswad. Mereka membawanya ke arah timur Arab dan kemudian
menyembunyikannya di Kufah, Irak. Mereka kemudian meminta tebusan hingga
akhirnya mereka dipaksa menyerahkan batu itu oleh Khalifah Abassiah.
Saat dikembalikan, batu itu sudah terpecah-pecah. Dan satu-satunya
cara untuk menjaga batu itu tetap utuh adalah mengikat mereka dengan
frame perak. Beberapa sejarawan menceritakan bahwa masih ada beberapa
bagian dari batu itu yang hilang. (Ism)
Al Quran dan Hadis menyebut adanya Baitul Makmur di langit. Ada
beberapa tafsir tentang Baitul Makmur ini. Sejumlah ahli tafsir menyebut
ini merupakan Kabah bagi ‘penduduk’ langit.
selama bertahun-tahun banyak orang bertanya-tanya seperti apa kondisi
di dalam Kabah. Bagian dalam Ka'bah sekarang dilapisi dengan marmer dan
kain hijau yang menutupi dinding bagian atas.
Di dinding terdapat plakat yang berukir nama penguasa yang melakukan renovasi pada Rumah Allah ini. (Ism)
Letak Kabah di bagian lembah pernah menjadi masalah. Saat hujan
datang, banjir melanda Kota Mekah. Dulu, drainase atau saluran air di
Kota Mekah belum sebaik sekarang. Sehingga banjir menggenang hingga di
sekeliling Kabah.
Banjir terparanh yang terekam terjadi pada tahun 1941. Kala itu
banjir terjadi hingga mencapai leher orang dewasa. Di zaman-zaman
sebelumnya, banjir juga pernah menggenangi Kabah. (Ism)
Dulu, Kabah dibuka dua kali seminggu untuk siapa saja yang ingin
berdoa. Namun karena semakin banyak jamaah, maka sekarang hanya dibuka
dua kali dalam setahun untuk pejabat dan tamu khusus saja. (Ism)
Setelah zaman Nabi Muhammad, sejumlah aspek perwalian Kabah telah
berubah. Segala yang berhubungan dengan ritual Haji berganti-ganti
dikendalikan suk-suku Quraisy. Satu-persatu kehilangan kendali atas
perwalian itu.
Namun satu hal yang tidak berubah. Pemegang kunci. Hanya dipegang
oleh satu keluarga, keturunan Bani Shaiba. Saat menaklukkan Mekah, Nabi
Muhammad mengembalikan kunci itu kepada Osman ibn Talha.
Nabi mengatakan kunci itu akan dipegang keluarga ini secara
turun-temurun sampai kiamat. Kunci itu tidak akan diambil, kecuali oleh
penguasa yang tidak adil, tiran, dan menindas. Bagi raja dan penguasa
manapun yang akan masuk ke Kabah harus mendapat izin dari keluarga
pemegang kunci ini. (Ism)
Saat ini, kita hanya melihat Kabah ditutupi oleh kiswah yang terbuat
dari sutera hitam dengan sulaman kaligrafi dari benang emas. Bentuk itu
dimulai sejak zaman dinasti Abbasiyah. Sebelum itu, Ka’bah ditutupi kain
dengan beberapa warna, termasuk hijau, merah, dan bahkan putih. (Ism)
kabah mulanya memiliki dua pintu. Pertama untuk masuk, dan yang lainnya
untuk keluar. Namun pada saat tertentu Kabah punya satu jendela pada
salah satu sisinya. Namun sekarang Kabah hanya punya satu pintu tanpa
jendela lagi. (Ism)
Kabah yang kita lihat sekarang tidak sama persis seperti yang
dibangun oleh Nabi Irahim dan Ismail. Seiring berjalannya waktu, Kabah
telah mengalami rekonstruksi karena mengalami kerusakan, baik karena
bencana alam maupun ulah manusia.
Rekonstruksi utama juga terjadi pada zaman Nabi Muhammad. Bahkan kala
itu nyaris terjadi pertumpahan darah karena masing-masing suku ingin
membawa Hajar Aswad untuk dipasang di Kabah. Akhirnya Nabi Muhammad
memutuskan batu hitam itu dibawa dengan menggunakan kain dan seuku-suku
yang berebut itu bisa membawanya bersama-sama. Sehingga terhindar dari
pertumpahan darah.
Sejak rekonstruksi zaman Nabi, telah terjadi rata-rata satu
rekonstruksi utama setiap beberapa abad. Renovasi terakhir terjadi pada
tahun 1996 dan sangat menyeluruh, yang mengarah ke penggantian banyak
batu dan kembali memperkuat pondasi dan atap baru.
Renovasi itu [semoga saja] menjadi rekonstruksi terakhir selama
berabad-abad, sebab dilakukan dengan menggunakan teknik modern, sehingga
bangunan ini lebih aman dan stabil dibandingkan sebelumnya. (Ism)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar